2nd: Prinsip Dasar Multimedia Pembelajaran
Pada
dasarnya proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi yang
terjadi antara pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta didik yang di
dalamnya membahas suatu ide atau pokok bahasan dengan harapan untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan yang bermanfaat baik itu bagi peserta didik maupun pendidik.
Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila telah tercapai dan
tertanamkan sebuah kompetensi dasar dari konsep yang telah diajarkan oleh
pendidik. Setiap pendidik pasti akan mengupayakan semaksimal mungkin proses
belajar mengajar itu agar berjalan dengan baik dan apa yang dipelajari
tersampaikan seutuhnya kepada peserta didik. Sebagai seorang pendidik haruslah
mempunyai sikap kreatif dan inovatif untuk menunjang keberhasilan proses
belajar mengajar seperti penggunaan media yang bermacam-macam, agar peserta
didik yang sedang melangsungkan kegiatan belajar tersebut tidak merasa jenuh
dan materi pun tersalurkan dengan baik kepada mereka.
Dalam
kegiatan pembelajaran media mempunyai peran penting di dalamnya. Berbagai macam
media pembelajaran saat ini tersedia dan dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran. Peranan media dalam proses pembelajaran diantaranya
adalah media pembelajaran harus mampu menjadi alat perantara atau penyalur
materi yang baik agar siswa atau peserta didik mampu menerima dan memahami
materi pembelajaran yang dipelajari menggunakan media pembelajaran tertentu.
Oleh karena itu, kesesuaian antara media pembelajaran yang dipilih dengan
materi pembelajaran yang akan disampaikan dapat menjadi salah satu kunci utama
keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.
Pemilihan
media pembelajaran tentu tidak boleh sembarangan dalam menentukan, akan sangat
baik jika mengikuti prinsip-prinsip tertentu dalam pemilihan media
pembelajaran. Karena bila pendidik membuat media yang sembarangan khawatir
kegiatan belajar mengajar tersebut tidak berlangsung dengan baik dan materipun
tidak tersampaikan sepenuhnya kepada peserta didik. Prinsip-prinsip pemilihan
media pembelajaran merujuk pada pertimbangan seorang guru dalam memilih dan
menggunakan media pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan
belajar mengajar. Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas tentang prinsip
penggunaan media pembelajaran, baik itu secara umum maupun psikologis. Agar
pendidik mengetahui dan dapat menentukan media yang tepat untuk membantu
menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Ketika
suatu media akan dipilih dan dipergunakan, saat itulah beberapa prinsip perlu
pendidik perhatikan dan dipertimbangkan dengan baik dan tepat. Keberhasilan penggunaan
media pembelajaran tergantung dari beberapa faktor, seperti proses kognitif dan
motivasi belajar siswa. Oleh karena itu para ahli mengajukan prinsip-prinsip
kelayakan media pembelajaran sehingga menghasilkan media pembelajaran yang
efektif. Drs. Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media
pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori, sebagai berikut:
1. Tujuan Pemilihan
Memilih
media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang
jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk
informasi yang bersifat umum, maupun untuk sekedar hiburan saja mengisi waktu
kosong? Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau individual,
apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, tuna rungu, tuna
netra, masyarakat pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini
berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
2. Karakteristik Media Pengajaran
Setiap
media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya,
cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya. Memahami karakteristik berbagai
media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam
kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu, memberikan
kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara
bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut,
guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.
3. Alternatif Pilihan
Memilih
pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif
pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila
terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media
pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan
apa adanya.
Prinsip
Multimedia
Prinsip multimedia berbunyi murid bisa belajar lebih baik dari
kata-kata dan gambar-gambar daripada dari kata-kata saja. Yang dimaksudkan dengan
kata-kata adalah teks tercetak di layar yang dibaca pengguna atau teks
ternarasikan yang didengar pengguna melalui speaker atau headset. Yang
dimaksudkan dengan gambar adalah ilustrasi statis seperti gambar, diagram,
grafik, peta, foto, atau gambar dinamis seperti animasi dan video. Clark &
Mayer menggunakan istilah penyajian multimedia untuk menyebut segala penyajian
yang berisi kata-kata dan gambar.
Prinsip
Keterdekatan
Prinsip keterdekatan terbagi dua,
yaitu keterdekatan ruang atau keterdekatan kata tercetak dengan gambar yang
terkait dan keterdekatan waktu atau keterdekatan kata-kata ternarasi dengan
gambar yang terkait. Prinsip keterdekatan ruang menyatakan bahwa siswa bisa
belajar lebih baik saat kata-kata tercetak dan gambar-gambar yang terkait
disajikan saling berdekatan daripada disajikan saling berjauhan. Sedangkan
prinsip keterdekatan waktu menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika
kata-kata ternarasikan dan gambar-gambar yang terkait (animasi atau video)
disajikan pada waktu yang sama (simultan).
Alasan Mayer berkaitan prinsip keterdekatan ruang adalah saat kata-kata
dan gambar terkait saling berdekatan di suatu layar, maka murid tidak harus
menggunakan sumber-sumber kognitif untuk secara visual mencari mereka di layar
itu. Siswa akan lebih bisa menangkap dan menyimpan mereka bersamaan di dalam
memori kerja pada waktu yang sama. Sedangkan untuk keterdekatan waktu, Mayer beralasan
bahwa saat bagian narasi dan bagian animasi terkait disajikan dalam waktu
bersamaan, siswa lebih mungkin bisa membentuk representasi mental atas keduanya
dalam memori kerja pada waktu bersamaan. Hal ini lebih memungkinkan siswa untuk
membangun hubungan mental antara representasi verbal dan representasi visual.
Prinsip
Modalitas
Prinsip modalitas menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik
dari animasi dan narasi (kata yang terucapkan) daripada dari animasi dan kata
tercetak di layar). Berdasarkan teori kognitif dan bukti riset, Clark &
Mayer menyarankan untuk menarasikan teks daripada menyajikan teks tercetak di
layar saat gambar (statis maupun bergerak) menjadi fokus kata-kata dan saat
keduanya
Prinsip
Koherensi
Prinsip koherensi menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik
jika hal-hal ekstra disisihkan dari sajian multimedia. Prinsip koherensi terbagi
atas tiga versi, yaitu pembelajaran siswa terganggu jika gambar-gambar menarik
namun tidak relevan ditambahkan, pembelajaran siswa terganggu jika suara dan
musik menarik namun tidak relevan ditambahkan, dan pembelajaran siswa akan
meningkat jika kata-kata yang tidak dibutuhkan disisihkan dari presentasi
multimedia.
Prinsip
Redundansi
Prinsip redundansi menyatakan bahwa siswa belajar lebih baik
dari gambar dan narasi daripada dari gambar, narasi, dan teks tercetak di layar
. Implikasi dari hal ini adalah saran dari Clark & Mayer untuk tidak
menambahkan teks tercetak di layar ke gambar yang sedang dinarasikan.
Clark & Mayer mengemukakan alasan bahwa siswa akan lebih
memperhatikan teks tercetak di layar daripada ke gambar yang berkaitan. Saat
mata mereka fokus di kata-kata tercetak, siswa tidak bisa melihat ke gambar
yang sedang dinarasikan. Juga, siswa berusaha membandingkan teks tercetak
dengan narasi yang diucapkan sehingga membebani proses kognitif. Karena itulah,
untuk gambar yang sedang dinarasikan, hendaknya tidak ditambahkan teks tercetak
di layar.
Prinsip
Personalisasi
Prinsip personalisasi menyarankan agar pengembang multimedia
menggunakan gaya percakapan dalam narasi daripada gaya formal. Gaya percakapan
di antaranya dicapai dengan menggunakan bahasa orang pertama dan orang kedua
serta dengan suara manusia yang ramah.
Clark & Mayer menyatakan bahwa riset dalam proses diskursus
menunjukkan bahwa manusia bekerja lebih keras untuk memahami materi saat mereka
merasa berada dalam percakapan dengan seorang teman, daripada sekadar menerima
informasi. Mengekspresikan informasi dalam gaya percakapan dapat merupakan cara
untuk mempersiapkan proses kognitif siswa.
Prinsip
Segmentasi dan Pra Latihan
Prinsip segmentasi menyarankan untuk memecah materi pelajaran
yang besar menjadi segmen-segmen yang kecil. Saat sebuah materi pembelajaran
kompleks, materi itu perlu dibuat menjadi sederhana dengan dibagi-bagi menjadi
beberapa bagian yang dapat diatur kemunculannya.
Clark & Mayer beralasan bahwa saat siswa menerima sajian
yang berkelanjutan dan berisi konsep-konsep yang saling berhubungan, hasilnya
adalah sistem kognitif menjadi kelebihan muatan, terlalu banyak pemrosesan yang
dibutuhkan. Siswa tidak mempunyai kapasitas kognitif yang cukup untuk
dilibatkan dalam pemrosesan esensial yang dibutuhkan untuk memahami materi
tersebut. Solusi masalah di atas adalah membagi-bagi materi pelajaran menjadi
beberapa bagian yang dapat diatur, misalnya dengan memberi tombol “Lanjutkan”.
Prinsip pra-latihan menyarankan untuk memastikan siswa
mengetahui nama dan karakteristik konsep-konsep penting. Sebelum siswa belajar
proses atau mengerjakan latihan pada suatu multimedia interaktif, hendaknya
siswa diberi materi konsep-konsep penting berkaitan dengan proses yang akan
dipelajari atau latihan yang akan dikerjakan. Contohnya, sebelum siswa melihat
video demonstrasi cara membuat tabel basis data, siswa perlu mengetahui apa itu
tabel, field, dan primary
key.
Clark & Mayer menyatakan bahwa pra latihan dapat membantu
pemula untuk mengelola pemrosesan materi kompleks dengan mengurangi jumlah pemrosesan
esensial yang mereka lakukan saat presentasi disajikan. Saat siswa sudah
mengetahui apa itu primary key,
mereka bisa mengalokasikan proses kognitif untuk membangun model mental
bagaimana peranprimary
key dalam perancangan
sebuah tabel. Dengan demikian, alasan diperlukannya prinsip pra-latihan adalah
prinsip ini membantu pengelolaan pemrosesan esensial yang dilakukan siswa
dengan mendistribusikan materi-materi ke dalam bagian pra-latihan dari materi
pembelajaran.
PERMASALAHAN:
1.
Memahami karakteristik berbagai
media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam
kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran, bagaimana cara guru
untuk dapat memahami karakteristik dari berbagai media pengajaran dengan baik
dan benar agar media yang digunakan sesuai…
2.
Bagaimana cara guru agar bisa
membuat pembelajaran yang menarik minat siswa, namun tidak meninggalkan tujuan
dari pembelajaran yang ada…
3.
Apa alasan, seorang pendidik dalam
memilih media pembelajaran harus mengikuti prinsip-prinsip yang ada, dan jika
media yang dipilih tidak mengikuti prinsip yang ada, apa yang akan terjadi…
Saya Dara Juliana (A1C116026) akan menjawab pertanyaa kedua yaitu Bagaimana cara guru agar bisa membuat pembelajaran yang menarik minat siswa, namun tidak meninggalkan tujuan dari pembelajaran yang ada…
BalasHapusJawabannya adalah... Menarik berarti dapat kita samakan dengan pembelajaran yang menyenangkan. salah satu caranya adalah dengan media (multimedia). Dengan adanya media yang digunakan maka siswa akan mudah mengalihkan perhatiannya. Yang mulanya mungkin ada seorang siswa yang ngantuk bisa menjadi fokus terhadap pembelajaran dan tidak mengantuk lagi. Dan tentunya media yang digunakan harus menarik misalnya dilengkapi dengan gambar, suara, animasi, warna warna dan lain sebagainya. Sehingga mempermudah siswa mempelajari pelajaran tersebut.
Saya mencoba menjawab permasalahan nomor 3.
BalasHapusSeorang pendidik harus mengikuti prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran dengan alasan untuk mengakomodir perbedaan modalitas/ gaya belajar siswa. Sebab dengan gaya belajar itu sendiri guru dapat menemukan bagaimana cara mengajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa itu. Maksud dari pernyataan tersebut seberapa besar kemampuan guru untuk memadukan gaya mengajar dengan gaya belajar siswanya, melalui media pembelajaran yang dipilihnya.
Jika media dipilih tidak mengikuti prinsip yang ada, maka media tidak efektif untuk membantu pendidik menerangkan materi pelajaran.
Saya akan menjawab pertanyaan nomor 1
BalasHapusKemp 1975 dalam (Sadiman, dkk. 1990) mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu. Gerlach dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut (Arsyad, 2002) adalah:
a. Ciri Fiksatif yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
b. Ciri Manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse recording). Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut.
c. Ciri Distributif yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.